Selasa, 26 Mei 2009

Tutorial - Cat Tembok - Bagian 2 - Jenis Cat Tembok

A. Berdasarkan Aplikasi
* Interior
* Exterior

Pada umumnya cat interior lebih banyak dari sisi volume karena pengecatan di dalam bangunan membutuhkan lebih banyak cat daripada di luar bangunan. Kenapa dibedakan antara interior dan exterior? Pada dasarnya untuk exterior adalah karena efek dari sinar UV (dari matahari) yang menyebabkan kerusakan pada polimer cat tembok tersebut. Ada polimer yang mampu bertahan dengan sinar UV dari matahari (dengan bantuan additif dan bahan baku yang sesuai). Untuk aplikasi interior biasanya akan relatif lebih mild serangan sinar UV tersebut, sehingga kerusakan polimer akan (jauh) lebih lambat. Kerusakan polimer dapat ditunjukkan antara lain dengan ciri sebagai berikut : menguning (yellowing), pecah (cracking), warna pudar, dll.

B. Berdasarkan Bahan Baku Utama yang Umum (Latex / Resin / Binder)
* Full Acrylic - Pemakaian untuk interior dan exterior (penekanan di exterior)
* Styrene Acrylic - Pemakaian untuk interior maupun interior/exterior (2 in 1)
* Vinyl Acrylic - Pemakaian umumnya untuk interior saja

Penekanan bahan baku adalah pada sifat yellowing, dimana dari ketiga bahan baku populer yang disebutkan diatas, ada bahan baku spesifik yang sesuai untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Selain bahan yang disebutkan diatas, ada juga bahan baku yang lain yang dinamakan Veova Acrylic dan juga VAE Acrylic (Vinyl Acetate/Ethylene). Ini adalah pengembangan dari bahan baku Vinyl Acrylic yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas binder tersebut.

Dari kategori diatas bisa disimpulkan bahwa, Full Acrylic ~ Non Yellowing, Styrene Acrylic ~ Slightly Yellowing, dan Vinyl Acrylic ~ Yellowing. Semua adalah acrylic technology, yang membedakan adalah polymer building block daripada jenis-jenis latex tersebut, dan sifat yellowing yang terjadi adalah karena bahan baku yang "dimasak" pada saat pembuatan latex tersebut.

C. Berdasarkan Kualitas
Saat kita bicara kualitas, disini adalah hal yang "tricky" pada cat tembok mulai terjadi. Perbedaan harga yang signifikan selain dikarenakan penggunaan latex yang berbeda, juga karena adanya variasi dalam PVC (Pigment Volume Content). Yang disebut sebagai Pigment disini adalah termasuk filler (bahan pengisi) dan pigment (pewarna) itu sendiri. PVC yang disebut-sebut pada pembahasan cat tembok ini adalah istilah spesifik pada cat tembok, jadi bukan PVC = Poly Vinyl Chloride (resin plastik).

Kategori cat berdasarkan PVC :
* High PVC ~ cat tembok low-end (murah) - disebut juga sebagai FLAT wall paint
* Medium PVC ~ cat tembok medium-end (menengah) - disebut juga sebagai MEDIUM/SATIN/SEMI-GLOSS wall paint
* Low PVC ~ cat tembok high-end (mahal) - disebut juga sebagai GLOSS wall paint

Umumnya cat tembok High PVC bisa sampai 85-90% PVC dalam formulasinya, Medium PVC antara 50-60%, dan Low PVC antara 30-40%. Tidak ada yang exact dalam klasifikasi produsen untuk jenis-jenis cat berdasarkan ini, tapi harga jual (biasanya) akan "merepresentasikan" kualitas cat-nya.

PVC sendiri bisa diukur secara kualitas dari density-nya (berat jenis). Karena kandungan PVC adalah filler/pigment yang relatif berat dan bisa terbasahi oleh bahan baku cat waterbased tersebut, makan semakin tinggi PVC-nya, akan semakin tinggi pula density cat tersebut (secara kualitatif, tidak ada yang eksak disini). Cara simpel untuk melihat density adalah dengan membandingkan beratnya pada volume yang sama. Contoh (hanya sebagai ilustrasi saja) dengan pail yang seukuran, ada cat tembok yang pada volume tertentu pada pail (misal 22 L) setelah ditimbang ternyata beratnya 22 kg, tapi ada cat lain dengan volume sama pada pail yang sama ditimbang beratnya sampai 25 kg. Hal ini berarti density-nya berbeda pada volume yang sama. Secara awam bisa disimpulkan bahwa cat dengan density yang lebih tinggi berarti memiliki kandungan filler lebih tinggi. Kandungan filler tinggi ~ high pvc ~ low quality.

Jadi kalau anda dihadapkan dengan pilihan 2 cat tembok, secara kasat mata bisa diukur bahwa cat tembok dengan density lebih berat berarti memiliki PVC lebih tinggi, dan dengan demikian dapat diambil kesimpulan secara kualitatif bahwa cat dengan PVC lebih tinggi tersebut akan lebih inferior daripada cat dengan PVC lebih rendah.

Tapi karena ini adalah pengukuran kualitatif, maka ini hanyalah guidance saja, karena faktor penggunaan bahan baku juga amat sangat berpengaruh. Ada filler2 yang densitynya ringan, adapula yang berat. Ada latex yang bagus, ada yang jelek. Cat density rendah, tapi latex yang digunakan adalah yang berkualitas jelek, maka cat juga akan jelek.

Bicara mengenai PVC, ada produsen yang cukup "jujur" dalam mengklasifikasikan produk2nya kedalam 3 kategori PVC itu dengan merk yang berbeda, walaupun mereka tidak memberitahu ke konsumen tentang kenapa sebenarnya mengklasifikasikan seperti itu. Yang konsumen tahu adalah perbedaan harganya saja.

Kita akan menggunakan analogi yang kreatif dengan Pu-Yung-Hai, tentunya kebanyakan dari kita mengenal jenis makanan yang satu ini. Jika kita anggap Telur = Binder, kemudian Tepung = Filler, Daging = Pigment, dan Rasa = Kualitas, maka bisa kita analogikan bahwa Low PVC paint adalah Pu Yung Hai yang terenak, karena menggunakan filler/tepung sedikit (filler tidak bisa dihilangkan), pigment/daging secukupnya, binder/telur yang cukup sehingga berasa enak. Pada High PVC paint, yang terjadi adalah binder/telur yang digunakan dengan jumlah yang sama, pigment/daging dengan jumlah yang sama, tapi filler/tepungnya ditambahkan banyak, hasilnya adalah Pu Yung Hai-nya terlihat gendut (dan berat), tapi rasanya tidak seenak dengan Pu Yung Hai yang pertama dimana rasa telur dan dagingnya lebih "nendang". Semoga analogi ini bisa dimengerti, penggunaan filler yang berlebihan akan menjadikan kualitas cat tembok menurun, tapi tentunya akan menurunkan juga harga jual (apalagi jika dijual per kilo).

4 komentar:

  1. Salam kenal,

    Saya mempunyai pertanyaan seputar binder,dimana pembagian binder pada umumnya terdiri dari :
    - full acrylic
    - styrene acrylic
    - vinyl acrylic
    - veova acrylic

    Namun yg terjadi dilapangan sejauh ini, masih ada bbrp perusahaan yg menggunakan binder pvac atau polyvinyl acetate sebagai bindernya.
    yg menjadi pertanyaan saya, apakah pvac termasuk salah satu bahan baku pembuatan cat dalam segi binder ? apakah kelebihan dan kekurangan dari pvac tersebut, di luar dari masalah ekonomis tentunya ?

    terima kasih dan salam sejahtera,

    BalasHapus
  2. PVAC adalah latex yang dibentuk dari VAM (Vinyl Acetate Monomers). Umumnya banyak digunakan sebagai bahan baku adhesive (lem putih istilahnya) yang banyak dipakai untuk wood laminates, book binding, etc. Walaupun latex ini bisa dipakai sebagai bahan baku cat tembok, tapi kenyataannya adalah ketahan terhadap UV-nya relatif sangat kurang, sehingga tidak direkomendasikan untuk pemakaian exterior. Yang lebih umum sebenarnya adalah "blending" antara VAM dan Acrylic Monomers sehingga menghasilkan Vinyl Acrylic yang memberikan performance lebih baik daripada PVAc untuk aplikasi cat tembok.

    BalasHapus
  3. ass.. saya mendengar bahwa cat solvent sekarang ini dihindarkan karena berpolusi, atau akibat daripemakaian solvent atau thiner sebagai pelarutnya..
    nah, bagaimana caranya agar cat solvent tersebut menjadi aman atau minus polusi? apakah ada informasi yang anda dapat suatu cat kayu atau cat besi yang tadinya basic solvent menjadi water based gt?
    terimakasih..

    BalasHapus
  4. Selamat siang...
    Saya mau tanya, sy sebagai pengembang UMKM di daerah ingin bertanya, apakah sodium / natrium bentonite bisa dijadikan binder, karena setahu saya daya rekatnya sangat bagus... mohon tanggapan. agungmp_78@yahoo.com

    BalasHapus